Jumat, 07 Februari 2014

DPG T3 Kel.14 Smoke Modelling (54411750)

BAB 4

KASUS MENGENAI SMOKE MODELLING

Pemodelan Dinamika Asap Pada Kebakaran Stasiun Metro Bawah Tanah

Kebakaran pada struktur bawah tanah, khususnya stasiun bawah tanah, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada stasiun bawah tanah telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya pada Stasiun Jungangno-Korea (198 korban jiwa) dan Baku-Azerbaijan (289 korban jiwa). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada stasiun bawah tanah, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada stasiun bawah tanah jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan.

Prioritas peninjauan ini akan semakin meningkat dengan semakin pesatnya pembangunan jalur transportasi massal bawah tanah pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu usaha dalam pembangunan infrastruktur, jalur transportasi massal bawah tanah diperlukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan transportasi massal yang sering ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta - Indonesia.

Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi dan pergerakan asap pada kondisi kebakaran stasiun bawah tanah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simultor V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap, jika kebakaran terjadi, dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap tersebut atau dengan meninggikan langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besarnya kapasitas pembuangan asap berpengaruh besar terhadap cepatnya visibilitas kembali normal dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Sedangkan peninggian langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi mempunyai andil yang besar terhadap minimum visibilitas yang terjadi pada saat kebakaran terjadi. Pada penelitian ini, kapasitas pembuangan asap divariasikan dengan besar 3000 m3/jam, 4000 m3/jam, 5000 m3/jam, 6000 m3/jam, dan 7000 m3/jam. Dengan variasi terhadap tinggi peron stasiun bawah tanah yang berperan sebagai ruangan tempat terjadinya kebakaran adalah 3 m dan 4 m.

Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan terhadap luas lantai tempat kebakaran terjadi untuk menentukan kapasitas pembuangan asap juga diperlukan dengan tidak melupakan peninjauan terhadap tinggi ruangan untuk menyediakan kondisi kondusif evakuasi jika kebakaran terjadi. Kemudian, peletakan fan pembuangan asap perlu mendapatpeninjauan khusus untuk menekan penyebaran asap guna menyediakan kondisi kondusif evakuasi



BAB 5

PENUTUP

Penggunaan konsep smoke modeling dengan software Blender v2.67a membantu user dalam memahami asap dilingkungan kita. Konsep smoke modeling yang digunakan pada software multimedia seperti blender mengahasilkan kualitas grafis yang realistik. Grafis yang baik adalah grafis yang serupa dengan objek di dunia nyata. Perkembangan software multimedia dewasa ini memberikan hiburan tersendiri oleh user, khususnya perkembangan grafis seperti film animasi 3D. Penerapan konsep smoke modeling dalam membuat animasi 3D merupakan hal yang penting. Jadi, pengaruh parameter jarak, letak sumber cahaya dan mata akan berpengaruh terhadap pembentukan smoke modeling.



DAFTAR PUSTAKA

1.http://arionowahyudipramudito.blogdetik.com/2012/10/05/sejarah-perkembangan-desain-pemodelan-grafis/

2.http://shiroi-alamanda.blogspot.com/2012/10/sejarah-perkembangan-desain-pemodelan.html

3. http://not-fajardhoni.blogspot.com/2013/11/desain-pemodelan-grafik.html

4. Arif Ramadhan, Taufik M. & Panjhi B.Y, 36 Jam Belajar Komputer, (Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo, 2006).

5. http://jempoluburubur.blogspot.com/2011/10/pemodelan-grafik-2d-dan-3d.html

6. http://undakundakan.blogspot.com/2012/07/software-desain-grafis.html

7. Fleming. (1999). 3D Modeling & Surfacing, Morgan Kaufmann.

8. http://sonityodjava.blogspot.com/2013/11/metode-modeling-3d.html

9. http://id.wikipedia.org/wiki/Polinomial

10. http://aprilianz.blogspot.com/2010/02/spline-pada-grafik-komputer.html

11. http://id.wikipedia.org/wiki/3D_Studio_Max

12. http://mufasu.wordpress.com/tag/apa-itu-3ds-max/

13. http://aniirahayuu.blogspot.com/2012/08/pengertian-dan-sejarah-animasi.html

14. http://jakazulham.blogspot.com/2011/02/apa-itu-3d-studio-max.html

15. http://sikat-ku.blogspot.com/2013/11/konsep-dasar-pemodelan-3d.html

16.http://wenythepooh.wordpress.com/2011/02/22/proses-rendering-dan-animasi-serta-contoh-nyatanya/

17. http://jempoluburubur.blogspot.com/2011/12/rendering.html

18. http://jakasradikal17.blogspot.com/2013/10/pemodelan-geometris.html

19. http://erwina93.blogspot.com/2012/04/grafik-raster-dan-grafik-vektor.html

20. http://www.scribd.com/doc/82852773/Conics#download

21. http://belangtelon.blogspot.com/2011/01/proyeksi-3d-pada-konsep-3d.html

22. Handi Chandra, Membuat Animasi Profesional dengan 3D Studio Max 3.1, (Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo, 2000).

23. Junbilee Enterprise, Kreasi Animasi 3D dengan 3D Studio Max 7, (Penerbit Elex Media Komputindo, 2006).

24. Nalwan, A. (1998). Pemrograman Animasi dan Game Profesional. (Jakarta: Elex Media Komputindo).

25. M. Suyanto dan Aryanto Y. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. (Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006).

26 Saeba. Modeling dan Animasi dengan 3D Studio MAX 3008 dan 2009. (Jakarta : Penerbit ).

27 http://hyugholiverpudliand.blogspot.com/2013/11/smoke-modelling-part-2.html

28 http://hyugholiverpudliand.blogspot.com/2013/10/smoke-modelling.html

29 http://hyugholiverpudliand.blogspot.com/2013/11/tutorial-smoke-modeling-use-blender-268.30

30 http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20311125.pdf

31 http://www.firescience.gov/projects/08-1-6-06/project/08-1-6-06_smokereview.pdf




Tidak ada komentar:

Posting Komentar